Pencerah Hati
Meskipun sangat menarik sebagai hiburan, kisah-kisah Sufi tidak pernah sekedar dianggap sama dengan fabel, legenda atau folklore. Kisah-kisah ini memiliki wit (ketangkasan pikiran), susunan, dan daya pikat yang sebanding dengan cerita terbaik kebudayan manapun; namun fungsinya sebagai cerita-nasehat Sufi hanya sedikit sekali dikenal dalam dunia modern sehingga tidak ada istilah teknis maupun populer untuk kisah-kisah semacam ini.
Selagi Anda membaca dan mencoba memahami cerita-cerita yang diungkapkan dalam bahasa samar Sang Guru ini, Anda mungkin secara tidak sengaja akan bertemu dengan ajaran hening yang tersembunyi didalamnya. Inilah makna kebijaksanan yang dimaksud, yakni bahwa Anda diubah tanpa usaha untuk berubah sedikit pun, dan ditransformasikan - percaya atau tidak - hanya dengan menyadari kenyatan yang tidak berupa kata-kata.
Jika Anda cukup beruntung dan disadarkan, Anda akan tahu mengapa bahasa yang paling indah adalah bahasa yang tak terucapkan, dan mengapa perubahan yang paling baik adalah perubahan yang tidak disadari.
Musyawarah Burung oleh Faridu'd-din Attar
Penyair Sufi - Si Penyebar Wangi. Attar --yang berarti si penyebar wangi-- adalah nama julukan penyair besar Sufi Faridu'd-Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim. Dia lahir di Nisyapur, Persia Barat Laut (tempat kelahiran Umar Khayyam) pada tahun 1120, dan meninggal pada tahun 1230 setelah mencapai usia 110 tahun. Ia gugur ketika pasukan Mongol menyerbu daerahnya. Musyawarah Burung (1184-1187) yang tertulis dalam gaya sajak alegoris ini, melambangkan kehidupan dan ajaran kaum Sufi.
Daging Zen Tulang Zen oleh Paul Reps
Zen kuno sedemikian segarnya sehingga dirawat dan diingat selalu. Di sini aroma dari kulit, daging, tulang, tetapi bukan sumsumnya --tidak akan pernah ditemukan di dalam bentuk kata-kata.
Metoda blak-blakan dari Zen telah menjadikan banyak orang percaya bahwa ajaran ini berakar dari sejumlah sumber sebelum zaman Sang Buddha, 500SM. Permasalahan mengenai pikiran kita, menghubungkan kewaspadan sadar dan bawah sadar, membawa kita ke dalam kehidupan nyata sehari-hari. Beranikah kita membuka pintu diri kita terhadap sumber kehidupan kita ini? Untuk apakah daging dan tulang itu? -- Paul Reps
Berbasa-basi Sejenak, Doa Sang Katak, Burung Berkicau oleh de Mello
Buku-buku Pater Anthony de Mello, SJ ditulis dalam konteks keanekaragaman agama untuk membantu para penganut agama-agama yang lain, para agnostik, dan para ateis dalam upaya mereka mencari nilai-nilai rohani; dan buku-buku itu tidak dimaksudkan pengarangnya sebagai pegangan untuk mengajarkan doktrin atau dogma Kristen kepada umat beriman Katolik.
Catatan dari Alam Gaib oleh Abdul-Husain Dastghib
Salah satu pilar keimanan dalam Islam adalah percaya akan adanya hal-hal yang gaib. Kisah-kisah dalam buku ini sedikit banyak memuat catatan-catatan dari alam gaib. Semua itu akan membuat kita tidak berputus asa terhadap apa-apa yang menimpa kita dan selalu menaruh harapan kepada Allah SWT.
Deru Campur Debu oleh Chairil Anwar
Kumpulan syair Chairil Anwar --penyair besar Indonesia-- di zaman awal terbentuknya negara Indonesia.
Lain-lain
Catatan Dari Hati
Amril Taufiq Gobel
06 May 2011 — 03:05 { Posts RSS } { Comments RSS }
KEJUJURAN KUNCI KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA
15Posted 11 Apr 2011 — by amriltg
Category Kisahku
Ustadz Syuhada Memimpin Pengajian
Sabtu malam, 9 April 2011, bertepatan dengan perayaan ulang tahun saya ke 41, kami sekeluarga berinisiatif melaksanakan pengajian/pembacaan surat Yaasin di rumah sebagai wujud rasa syukur, selain atas bertambahnya usia saya juga merayakan Ulang Tahun Perkawinan saya dan istri ke-12 yang jatuh pada tanggal 10 April 2011. Kami pernah mengadakan acara serupa 4 tahun silam dan tahun ini kami melaksanakannya kembali tentu tidak hanya dalam spirit “merayakan ultah” tapi juga sebagai sarana refleksi diri bahwa secara substansial umur kami sesungguhnya berkurang hingga menuju ujung usia yang entah kapan bakal terjadi.Pengajian ini mengingatkan kita semua agar senantiasa mematuhi ajaran agama secara intens dan konsisten.
Sejak pagi, kami sekeluarga dibantu keluarga kakak dan adik ipar, bahu membahu mempersiapkan hidangan yang akan disajikan pada malam pengajian.
Alhamdulillah. acara yang dimulai pukul 19.30 (ba’da Isya) tersebut dihadiri oleh sekitar 30-an orang antara lain tetangga-tetangga saya, pengurus RT 02, blogger Cikarang, Guru-gurunya Rizky di SDIT An-Nur serta sahabat-sahabat alumni Teknik Mesin Unhas yang berdomisili di Cikarang Baru.
Dipimpin oleh Ustadz Syuhada, acara pengajian berlangsung khidmat. Kami membaca surat Yaasin yang diperuntukkan bagi Almarhum/Almarhumah keluarga yang telah mendahului kami kemudian dilanjutkan dengan Tahlil serta Tausyiah yang dibawakan langsung oleh Ustadz Syuhada.
Dalam Tausyiahnya, Ustadz Syuhada memberikan gambaran, perkawinan itu ibarat mengayuh bahtera di lautan nan luas. Badai kerap menghantam hingga perahu itu oleng, Disinilah sosok lelaki sebagai suami dan pemimpin rumah tangga yang tegas dan bijak sangat dibutuhkan agar “bahtera” rumah tangga itu berjalan dengan stabil dan mampu menembus segala tantangan.Sebagai sang nahkoda, sang lelaki haruslah bertindak selaku sosok yang menjadi teladan istri dan anak-anaknya, ia juga mesti senantiasa membimbing keluarganya agar selalu menuruti kaidah ajaran agama serta menjauhi segala larangan dan kemaksiatan. Kemampuan inilah yang akan memberikan fondasi yang kokoh bagi kehidupan pernikahan.
“Kejujuran,”kata ustadz Syuhada yang memiliki 5 orang anak dari satu istri dan ternyata juga baru saja merayakan ulang tahun pernikahannya ke 12,”Adalah kunci utama kebahagiaan rumah tangga. Bila kita sudah tidak jujur pada istri dan sebaliknya juga demikian, maka malapetaka akan berada didepan mata. Sikap jujur memperlihatkan integritas seseorang. Sang suami akan diberikan kepercayaan besar oleh sang istri manakala ia senantiasa jujur mengungkapkan hal-hal yang mungkin menjadi wacana kecurigaan pasangan hidupnya tersebut dalam beraktivitas sehari-hari”.
“Keutuhan dan kemesraan rumah tangga yang dibangun atas dasar agama dan keimanan kepada Allah SWT akan langgeng dan penuh kebahagiaan. Baik istri maupun suami memiliki peran yang setara dalam bermitra sebagai pasangan yang tidak hanya sekedar mengasuh atau mendidik anak belaka, namun juga dalam dimensi kehidupan sehari-hari dan interaksi bersama masyarakat sekelilingnya “, kata Pak Ustadz yang berdomisili tidak jauh dari rumah saya tersebut.
Rangkaian acara pengajian dirumah kami ditutup dengan pembacaan doa, dan setelah bercengkrama dan bersilaturrahmi sejenak kawan-kawan saya yang hadir dalam acara pengajian tersebut kembali kerumah masing-masing pukul 21.30 WIB. Sungguh ini menjadi perayaan ulang tahun yang mengesankan buat saya dan keluarga.
No comments:
Post a Comment